Mengapa laki-laki menyakiti perempuan

From Audiopedia
Revision as of 14:33, 18 July 2023 by Marcelheyne (talk | contribs) (XML import)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to: navigation, search

Laki-laki memiliki banyak alasan untuk menyakiti perempuan—bahwa dia mabuk, bahwa dia kehilangan kendali, atau bahwa perempuan ‘pantas mendapatkannya’. Tapi laki-laki memilih menggunakan kekerasan karena itulah cara agar dia bisa mendapatkan apa yang dibutuhkannya atau karena menurut dia hal itu pantas sebagai seorang laki-laki.

Saat laki-laki merasa tidak memiliki kekuatan atas hidupnya, dia akan menggunakan kekerasan untuk mencoba dan mengendalikan kehidupan orang lain. Adalah wajar jika seseorang ingin mengendalikan hidupnya dengan cara normal, tapi tidaklah wajar untuk mencoba dan mengendalikan hidup orang lain, terutama dengan kekerasan.

Berikut beberapa alasan laki-laki menyakiti perempuan:

Kekerasan memberikan hasil Kekerasan memberikan hasil akhir yang cepat atas ketidaksetujuan tanpa harus membicarakan masalah sesungguhnya atau menemukan solusi nyata. Laki-laki mungkin merasa senang jika berkelahi, dan mendapat banyak kekuatan setelahnya. Dia mungkin ingin merasakannya lagi. Jika laki-laki menggunakan kekerasan, dia ‘menang’ dan mendapatkan apa yang diinginkannya. Setelahnya, korban akan memberikan apa yang diinginkan laki-laki untuk menghindari terluka. Hal ini bahkan memberikan laki-laki pengaruh yang lebih besar. Hubungan dengan kekerasan seringkali terjadi ketika seseorang memiki kekuatan yang lebih dari orang lain.

Laki-laki memiliki pemikiran yang keliru mengenai apa arti menjadi laki-laki sejati. Jika laki-laki percaya bahwa menjadi laki-laki sejati, dia harus mengendalikan apa yang dilakukan perempuan maka dia bisa merasa tidak apa-apa untuk melukai perempuan. Beberapa laki-laki berpikir mereka memiliki ‘hak’ untuk beberapa hal –bagi istri yang ‘baik’, bagi anak laki-laki, hingga membuat semua keputusan dalam keluarga—hanya karena mereka adalah laki-laki.

Laki-laki merasa perempuan adalah miliknya atau bahwa dia memerlukan perempuan tersebut. Jika perempuan ‘kuat’, laki-laki akan takut kehilangan perempuan tersebut, atau merasa perempuan tidak memerlukannya. Maka dia akan melakukan sesuatu agar perempuan menjadi lebih bergantung padanya. Jika laki-laki berpikir bahwa perempuan dan anak gadis sebagai barang milik mereka - sesuatu yang mereka miliki - mereka akan cenderung merasa bahwa adalah hak mereka memperlakukan perempuan semau mereka.

Dia tidak tahu cara lain untuk bersikap. Jika laki-laki melihat ayahnya atau orang lain dalam hidupnya bereaksi dengan kekerasan ketika hidup terasa sulit dan menekan, maka dia tidak pernah belajar cara lain untuk bertindak.

Alasan-alasan ini menjelaskan mengapa laki-laki menganiaya istrinya, tapi alasan-alasan itu sama sekali bukanlah pembolehan bagi laki-laki untuk melakukannya.

Sources
  • Burns, A. A., Niemann, S., Lovich, R., Maxwell, J., & Shapiro, K. (2014). Where women have no doctor: A health guide for women. Hesperian Foundation.
  • Audiopedia ID: id020105